Tetap Tegar

PKS Kota Baru

Minggu, 02 Februari 2014

CINTA KERJA HARMONI

PKS seperti menjadi common enemy media. Apapun yang dilakukan PKS dan menyangkut PKS, media memberitakannya dengan cita rasa negatif. Tak mudah bagi kita untuk menemukan berita-berita positif tentang PKS di media mainstream, seperti yang pernah ditulis Dahlan Iskan dan Media Indonesia

Media mainstream sudah terjangkit virus jurnalisme su’uzhon. Jurnalisme penuh prasangka; jurnalisme prejudice. PKS adalah partai paling sering terserang virus jurnalisme su’udzon. Apapun yang dilakukan oleh PKS, media berlomba-lomba memberitakannya dengan cita rasa negatif dan sarat prasangka buruk. Dan jika ada peluang sekecil apapun untuk menjatuhkan citra PKS, maka media pun dengan penuh semangat memanfaatkannya.
Berbagai cara mereka lakukan dalam pemberitaannya, meski dengan data dan fakta yang sangat minim. Tak jarang, mereka menabrak prinsip-prinsip dasar jurnalistik.


 Pergantian tahun  2013 ke tahun 2014 Indonesia dilanda bencana, ......


CINTA seharusnya tidak Menyakiti ....... jika Menyakiti ..... jangan-jangan Bukan CINTA itu namanya. Sehebat dan sekaya apapun hidupmu, tanpa CINTA, ia akan HAMPA TAK BERGUNA. #Salam3Jari CINTA KERJA HARMONI.
Indahnya bisa membantu dan meringankan beban penderitaan korban banjir, menyisir rumah-rumah membelah sampah yang mengambang di atas perahu (CKH) Cinta Kerja Harmoni #Salam3jari 
 




Rabu, 27 Maret 2013

WAWANCARA LHI DIMATA NAJWA


Wawancara LHI di “Mata Najwa”

Salah seorang presenter, host dan wartawan terkenal, tajam dan cerdas, NAJWA SHIHAB, lewat acaranya MATA NAJWA, berhasil melakukan wawancara eksklusif dengan Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq di Rutan Guntur. Berikut petikan wawancaranya.

Najwa : Bagaimana kabarnya pak?

LHI : Alhamdulillah baik, seperti yg anda lihat.

Najwa : Sepertinya bapak tetap ceria, tersenyum layaknya tak terjadi apa2.

LHI : Memangnya apa yg terjadi mbak? Oh iya, baru ingat. Saya kan tahanan KPK, hehe.

Najwa : Ha ha ha, padahal udah lebih sebulan lho pak nginap disini. Apa tidak merasa tertekan secara batin?

LHI : Yaaa (sambil menghela nafas agak sedang), sebagai manusia biasa tentu saya merasa sedikit terkungkung, tidak bebas. Namun sebagai seorang da’i, bagi saya, penjara ini hanyalah medan dakwah baru. Disini justru banyak orang yang mendambakan taushiah dan juga bimbingan, termasuk imam kala shalat berjama’ah. Jadi,,, mmmm ya, anggap saja bertemu dgn mad’u dan calon2 kader dakwah baru.

Najwa : [sambil mengerutkan kening], maksud bapak tadi madu??

LHI : hehe, mad’u, bukan madu, meskipun hakikatnya bisa sama. Bertemu mad’u itu ibarat meminum madu, selain membawa manfaat dan obat, juga bagian dari sunnah Nabi. Itulah yg kami pelajari di PKS. Mbak, apa bapaknya gak pernah ngajarin??

Najwa : ooh, iya, mmm, itu ya pak. Kayaknya pernah sih, tapi, bapak kan tahu gimana lingkungan kerja saya di Metro TV.

LHI : ooh gitu, makanya mbak, warnailah lingkungan mbak, jangan dibalik-balik.

Najwa : hehe, betul pak. Tapi maaf ya pak, ini kan saya yg mau wawancara, kok malah bapak yg terus nasehatin saya.

LHI : yaa, itu refleks saja mbak. Udah terbiasa nasehat menasehati. Maaf kalau tersinggung ya.

Najwa : gak apa2 pak… Sepertinya bapak juga tidak sedih ya?

LHI : untuk apa bersedih, selama kita tetap beriman kepada Allah dan istiqamah, kita justru patut bergembira mbak, orang beriman itu posisinya tinggi, mulia, betapapun manusia ingin menghinakannya. Kalo ada fitnah, tuduhan, hujatan bahkan pujian sekalipun, itu hanya perspektif manusia, toh yang paling tahu dan memahami kita adalah Sang Pencipta. Jadi, yaa, kata kuncinya selalu mendekatkan diri pada-Nya dalam keadaan apapun.

Najwa : Para pemirsa, Ustadz LHI telah mengajarkan kita bagaimana menyikapi segala hal yang menimpa diri secara positif, mengambil sisi baiknya. Baik, kita jedah sejenak.

[IKLAN kurang lebih 3 menit]

Najwa : kita kembali lagi dgn Ustadz LHI. Pak, bagaimana perkembangan kasus dugaan suap yang bapak alami, dari rentetan pemeriksaan yang telah dilakukan penyidik KPK.

LHI : sebenarnya, yang mesti menjawab hal ini adalah penasehat hukum saya. Tapi gak apa2lah, saya kabarkan saja sepanjang pengetahuan saya. Tapi tolong pertanyaannya tidak umum begini, mohon lebih spesifik.

Najwa : Pak LHI, anda kan terjerat operasi tangkap tangan KPK pada selasa malam di hotel Le Meridien bersama Ahmad Fathonah dan gadis manis bernama Maharani?

LHI : saya kurang tahu mbak ya, tapi yg pasti saya dijemput KPK pada Rabu malamnya saat rapat di DPP PKS tanpa pemberitahuan awal [pemanggilan atau penangkapan], termasuk kejelasan status saya saat itu. Yg mbak tanyakan itu saya tidak paham, apalagi barang bukti 1M untuk saya, plus gadis lagi.

Najwa : jadi, bapak merasa dijebak?

LHI : sampai sekarang, saya belum bisa memahami, persoalan apa yang dituduhkan ke saya. Coba mbak tanyakan ke KPK saja, kan mereka yang menangkap dan memiliki 2 alat bukti (katanya) untuk kasus ini. Kalau merasa dijebak, saya biasa saja. Saya menganggap hidup saya berjalan apa adanya. KPK menuduh saya begitu, yaa silahkan dibuktikan. Sebagai warga negara, saya akan patuh. Semua kita kan sama didepan hukum mbak, meski waktu itu saya seorang presiden (PKS).

Najwa : apakah bapak merasakan keganjilan dalam proses ini??

LHI : ganjil atau genap, toh semuanya sudah berjalan, kita tunggu saja endingnya. Bagi saya, semakin cepat semakin baik, biar PKS juga tidak tersandera dengan kasus ini. Kan mbak lihat, sehari setelah saya ditangkap, saya langsung mundur dari posisi sebagai Presiden.

Najwa : bapak tidak berniat mempra-peradilankan KPK?

LHI : untuk apa mbak?? Bagi kami di PKS, kita itu mesti terus mendukung KPK dalam pemberantasan korupsi, kita banyak berharap ke KPK dibanding institusi lain. KPK itu tangan dan semangat PKS untuk membangun Negara yang BERSIH. Ketika seorang nelayan menangkap ikan dilaut, bisa jadi itu akan merusak terumbu karang yg indah. Jadi, supaya tidak ada efek samping, nasehati saja nelayannya agar hati-hati, jangan disuruh berhenti nangkap ikan, padahal itu udah kerjaannya. Pesankan juga kepada nelayan, jenis alat tangkapnya mesti adaptif, jangan monoton. Apalagi sengaja menjauh dari gerombolan ikan2 besar, lalu kemudian merusak terumbu yang mempesona mata itu [mungkin nelayannya perlu belajar kode etik, atau semacam timwas etika nelayan].

Najwa : analoginya agak membingungkan pak. Bukankah KPK sendiri via Johan Budi telah menyatakan bahwa jika bapak atau PKS merasa dizhalimi, silah ajukan pra-peradilan?

LHI : mbak, kami ini bukan kelompok orang yang mudah diprovokasi. Coba mbak bayangkan, jika kami mengajukan pra-peradilan dan lalu kalah, berapa energi kami terbuang dan akibatnya kian melemahkan kader. Jika menang, justru kami melemahkan KPK, dan itu melanggar dukungan dan kecintaan kami selama ini ke KPK. Alhasil, kalah jadi abu, menang jadi arang, para koruptor semakin loncat kegirangan. Anggap saja ini sebagai peluru nyasar. Mbak kok kelihatannya makin bingung ya??

Najwa : eeh, ya, mmm, iya pak. Saya agak bingung mengikuti logika berpikir bapak dan PKS. Saya terlihat seperti orang bodoh saja,,, maaf pak kalau saya sudah jujur.

LHI : hehe, gak usah merasa begitu meskipun itu benar… blank…  apa lagi ya mbak?

Najwa : baiklah, mmm, kita beralih sedikit pak. Seberapa dekat atau kenal bapak dengan tersangka Ahmad Fathonah?

LHI : begini mbak, bagi kami di PKS, siapapun itu adalah potensi bagi dakwah, dan itu jati diri kami sebagai partai dakwah. Saudara AF ini memang saya kenal dan bahkan bertemu dibeberapa tempat, dan menurut saya, itu hal yang biasa kan. Apalagi saya pernah sealmamater dengan Saudara AF ini. Tapi kalau metro memberitakan bahwa AF adalah sespri atau orang dekat saya, itu perlu klarifikasi. Ceritanya dari mana. Analoginya begini mbak, ….

Tiba-tiba, aliran listrik di rutan Guntur terputus, sehingga wawancara berhenti dan akan dilanjutkan untuk waktu yang belum ditentukan. [IKLAN menyusul]

***

Setelah aliran listrik di rutan Guntur hidup kembali pasca terputusnya wawancara segmen pertama, Najwa Shihab kembali mewawancarai Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq dengan pertanyaan yang lebih tajam dan menukik.

Najwa: saya kembali ingin menanyakan seberapa dekat bapak dengan AF?

LHI: saya kenal dengan AF, pernah jumpa dibeberapa tempat, tapi dia bukan sespri atau teman dekat saya, juga bukan kader PKS. Sebagai orang publik dan presiden sebuah partai dakwah, saya mesti dekat dengan siapapun, meski tidak berarti membaur atau bahkan sejenis. Kalo mbak Najwa pernah mewawancarai seorang pecandu atau koruptor sambil senyam-senyum, ketawa ketiwi, lantas kemudian saya menilai bahwa mbak pro-narkotik atau pro-koruptor, apakah itu adil?? Nabi pernah bahkan selama hidupnya memberi makan seorang Yahudi buta, apakah kemudian kita menilai bahwa Nabi beragama Yahudi atau pro-israel?? Terlalu dini bahkan bisa tidak mungkin. Sedangkan biji salak saja yang selalu seiya-sekata dgn daging salak, rasanya bisa beda, kan?? Yg satu dimakan, yg lain dibuang. Hehe, udah mulai paham ya mbak??

Najwa: entahlah pak ya,,, saya semakin merasa bodoh saja. Oklah, gini pak. Jadi, AF itu berarti sok kenal sok dekat, gitu pak??

LHI: mungkin sudah alamnya begitu, ibarat buah salak tadi, sunnatullah. Kalau niat AF sih saya tidak tahu mbak, yg jelas saya selalu husnuz-zhan, berbaik sangka.

Najwa: baik pak, kemudian uang yang 1 M itu, katanya akan diberikan ke bapak sebagai suap, agar bapak bisa mempengaruhi Mentan [Pak Suswono] untuk mendapatkan porsi kuota impor lebih besar?

LHI: itu pertanyaan ke saudara AF, bukan ke saya mbak. Kalaupun ada niatan begitu, apakah mbak percaya saya akan menerimanya??

Najwa: yaa gak tahu pak,.. bisa ya bisa tidak. Tapi katanya KPK sudah mengantongi bukti rekaman percakapan bapak dengan Mentan??

LHI: tanyakan saja ke KPK, toh KPK sudah diberi kewenangan untuk menyadap percakapan siapa saja, kecuali nyadap karet kali ya mbak. Hehe

Najwa: haha, bapak lucu juga. Tapi memang, belakangan kami dengar dari media lain bahwa KPK melalui pak Abraham Samad telah membantah keberadaan rekaman itu??

LHI: yaa, kita gak tahu juga mbak. Kan saya dipenjara, mungkin penasehat hukum saya lebih tahu. Bagi saya, semua kerja KPK kita hargai yg penting niatnya baik.

Najwa: kalau rekaman itu ternyata tidak ada, dan justru hanya fitnah belaka, apa yang akan bapak lakukan??

LHI: mbak, saya memahami fitnah itu sebagai ujian saja. Jangankan kita, isteri Nabi sendiri (Aisyah r.anha) juga tidak luput dari fitnah, malahan lebih kejam lagi. Sampai-sampai Rasulullah SAW mesti menunggu kurang lebih 1 bulan hingga turun firman Tuhan yg menjelaskan fitnah atas Aisyah itu. Jadi, jangankan kita, Nabi saja mesti menunggu firman dulu baru lepas pikiran dan hatinya sama sekali dari efek fitnah. Apalagi masyarakat kita yang sepertinya sudah jadi watak, selalu berprasangka buruk bukannya berprasangka baik. Mudah2an semua ini cepat berlalu dan Allah menunjukkan keMaha-AdilanNya.

Najwa: jadi terharu saya pak… Pemirsa, Ustadz LHI mengingatkan kita untuk selalu berprasangka baik. Sepertinya, prasangka itu tergantung hati kita, bila ia baik dan hidup, maka yang lahir adalah prasangka baik, begitupun sebaliknya. Kita jeda sejenak pemirsa.

[Iklan sekitar 3 menit]

Najwa: kembali kita mengungkap fakta dibalik cerita, lewat tajamnya mata, di MATA NAJWA. Pak LHI, bagaimana pandangan bapak perihal komisioner KPK dan kerjanya sebagai sebuah lembaga penegak hukum??

LHI: mana yg mesti saya jawab dulu mbak??

Najwa: komisionernya dulu dech…

LHI: saya tidak dalam kapasitas menilai orang-per-orang, yang jelas mereka dipilih oleh wakil rakyat di DPR, tentunya dengan pertimbangan baik-buruk. Kita tetap husnuz-zhan, mereka orang-orang pilihan.

Najwa: tidak hanya dulu, akhir-akhir ini, KPK sering dinilai kurang kompak, ada persaingan diinternal dan antar-penegak hukum. Bagaimana pendapat bapak??

LHI: saya gak banyak komentar ya mbak, meskipun saya tidak terkejut juga. Biasalah, kita maklumi saja.

Najwa: kalau KPK secara lembaga, bagaimana??

LHI: harapan terbesar kita pada upaya penegakan hukum tetap pada KPK, meski tetap perlu memperbaiki dan memberdayakan kepolisian dan kejaksaan. Mereka ini harus sinergi, kolaboratif dan produktif. Jangan saling bersaing mendapatkan kasus atau terlalu sering hadir diacara-acara publik, khususnya entertainment. Jadi, bekerjalah efisien dan efektif karena kejahatan khususnya korupsi masih sangat merajalela. Ini musuh bersama kita.

Najwa: bapak tetap berprasangka baik pada KPK ya??

LHI: harus itu, kalau tidak siapa lagi?? Sebagaimana saya sangat yakin bahwa kami di PKS sangat benci dengan korupsi, jangankan mengambil uang rakyat, menghambur-hamburkan uang kita sendiri saja sudah suatu bentuk pembangkangan terhadap firman Ilahi.

Najwa: bapak tidak dendam??

LHI: he he… biarlah saya menjalani pemeriksaan kasus yang menimpa saya ini selanjutnya, mohon doa semoga Allah SWT menunjukkan kekuasaan dan keadilanNya.

Najwa: ….
Tiba-tiba sepasang kaki mungil bertengger diwajahku. Aku pun terbangun lalu meluruskan badan Hafiy yang miring dengan kepala tanpa bantal. Sambil mengusap wajahnya yang berseri, saya melihat jam dinding dan ternyata sudah menunjukkan pukul 4 pagi.Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amaatana wailahinnusyur… Ku segera menuju kamar kecil seraya mengingat-ingat bunga tidur yang baru saja gugur dari kelopaknya… Hmmmm, apa yang sedang kupikirkan….

Hasbunallah wa ni’mal wakiil.
*by Anwar Muhammad | Kompasiana

Masa Depan Kompasiana dan PKS


Tulisan ini cuma sekedar selingan untuk melihat lebih jelas dan bijak antara  Kompasiana dan Para Kompasioner. Saya pernah membaca disalah satu tulisan di kompasiana, lalu saya terhenti di salah satu komentar yang mengatakan bahwa PKS menunggangi kompasiana “Aku salut pada kader PKS,yg menunggangi rubrik Kompasiana ini. Dengan gaya-gaya plesetan judul tulisannya.” Dalam hati saya berkata, kan kompasiana terbuka untuk siapa saja, sebagai media sosial siapa pun bisa memamfaatkannya ( bahasa jeleknya “menunggangi”)

Kompasiana kan  blog jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media). Sehinnga setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat/opini dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar dll. Sehingga bebas dong, kaya media sosial yang lain seperti Facebook, Twitter, Blog dll.

Tinggal masalahnya adalah, tentang kesadaran kita tentang betapa pentingnya sebuah media sosial dalam berbagi cerita dan membangun opini, sehingga partai apa saja, perusahaan manapun, ataupun siapapun bisa memamfaatkan kompasiana dan media sosial lainnya. Bahkan Antara mengatakan bahwa “Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman serius bagi koran atau majalah karena semakin teknologi informasi yang makin berkembang.

Pada sisi lain, biaya produksi dan distribusi media massa konvensional semakin mahal dan langka selain tinjauan dari sisi kelestarian lingkungan hidup” Menurut  Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen, Suwarjono”Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen di antaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online,” Perkembangan pesat teknologi internet mendorong semakin banyak pengakses media online.  Apalagi, kini mengakses portal tidak hanya menggunakan komputer atau laptop tetapi melalui telpon genggam atau alat komunikasi bergerak lain. Telah terjadi pergeseran perilaku pemakai alat komunikasi digital, dari berbasis desktop kepada gadget bergerak.

Dari gambaran diatas maka dapat dikatakan bahwa media sosial termasuk kompasiana memiliki masa depan yang cerah dalam memberikan berita, cerita dan opini di masyarakat, dan tak dapat dipungkiri bahwa PKS merupakan partai yang paling banyak memamfaatkan fasilitas ini, (walaupun tidak dikoordinir secara massif, namun kader-kader PKS sangat memahami tentang urgensi sebuah media).

Kalau kita lakukan searching/pencarian di Kompasiana atas partai politik, maka akan kita lihat hasilnya (hari ini : Rabu, 27 Maret 2013)  dengan urutan terbanyak sebagai berikut : PKS (226.000), Demokrat (139.000), Golkar ( 35.200), PAN (19.600), PDIP (18.500), Nasdem (11.500), Gerindra (11. 400), PKB (6.640), PPP (6.250),  Hanura (5.770), PBB (1.960), dan PKPI (286).

Tentunya hasil pencariaan ini tidak menandakan bahwa semuanya bermuatan positif, tentunya juga ada dengan substansi pembahasannya yang negatif. Namun paling tidak ini menandakan tentang sebuah keasadaran akan sebuah potensi besar dalam dunia perpolitikan masa depan : Media dan Partai Politik. by Amrullah Aviv

Senin, 11 Maret 2013

Konsolidasi Kader PKS se DKI

Video Orasi Presiden PKS Bung Anis Matta dalam acara "Konsolidasi PKS Jakarta" di Sport Mall Kelapa Gading Jakarta. Sabtu (9/3/2013).


Yang sudah menunggu-nunggu­, silahkan simak :


Bagian 1 : http://­www.youtube.com/­watch?v=hC1jlm4N­Up0
Bagian 2 : https://­www.youtube.com/­watch?v=rE-imTBD­ThQ


Minggu, 10 Maret 2013

Real Count Pilgub Sumut, Ganteng Menang 33,84 %

Medan - Berdasarkan Real Count yang dilakukan Tim pemenangan pasangan nomor 5 Ganteng (Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi) yang disampaikan dalam Konferensi Pers yang dilaksanakan Minggu (10/02) jam 15.00 WIB di sekretariat tim sukses Ganteeng jalan Karim MS.


Dalam penyampaiannya, Ikhrimah Hamidi sebagai Ketua Tim Pemenangan GANTENG mengatakan bahwa pasangan GANTENG memperoleh 33,84 %.

"Dalam rekap sementara yang kami lakukan, pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry (GANTENG) memperoleh 33,84%. Disusul kandidat no.2 Efendi Simbolon-Jumiran Abdi dengan persentase 23,11%, lalu Gus Irawan-Soekirman 21,54%, Amri-RE Nainggolan 11,95%, dan terakhir Chairuman Harahap-Fadly Nurzal dengan persentase 9,55 %," ujar Hamidi.

Dari total jumlah TPS di Sumatera Utara sebanyak 26.452 TPS, data yang masuk di Real Count Tim Pemenangan Ganteng sudah 25.336 TPS atau 95,78% dari total TPS yang ada.

Sumber : DPP PKS

Kamis, 07 Maret 2013

Silaturrahim Jum'at Mubarakah

Assalamu'alaikum wr wb

Jum'at Mubarak.

Sahabat Pengusaha PKS yang dirahmati Allah SWT, 

Mohon bantuan antum agar rumah saudara ana bisa terjual.
Jika antum hanya berperan sbg yang memasarkan, insya Allah ada fee dari pemilik rumah, berapapun nilai transaksi yang terjadi. Tapi kalau antum yang ingin membeli, insya Allah ada discount untuk antum dari harga yang disepakati (diambil dari alokasi marketing fee).

Walaupun lokasi rumah sangat strategis utk lokasi bisnis, tapi perhitungan hanya didasarkan dari nilai komersial tanah dan jumlah uang yang dihabiskan utk membangun rumah. Jadi hitungannya harga yg ditawarkan sangat menarik (tidak di mark up, tidak mahal).
Mengapa ? Karena pemilik rumah butuh uang cepat utk kebutuhan yang sifatnya mendesak dan harus disegerakan. Jadi yang penting bisa terjual dgn harga yang masih pantas, bukan diniatkan utk cari keuntungan sebagaimana bisnis properti pada umumnya. Bahkan si pemilik rumah berkeinginan kalau suatu ketika si pembeli bersedia, rumah tsb nantinya bisa di buy back oleh si pemilik, mengingat banyak kisah (kenangan) tentang keluarga mereka di rumah tsb.

Bangunan masih baru, baru selesai dibangun tahun 2010. Dan memang dibangun utk ditempatkan oleh mereka sebagai peninggalan yang terbaik utk anak dan cucu sampai generasi berikutnya. Sehingga dibikin sebagus mungkin sebagai tempat tinggal yang menyenangkan. Padahal cuma jarak 10 meter dai rumah tsb ada ruko2 yang membuat lokasi rumah tsb strategis utk bisnis.

Berikut spesifikasinya :
Lokasi : Pinggir jalan, dilalui angkot, dekat kantor Kelurahan Cilangkap (Kecamatan Cipayung - Jakarta Timur), kantor BPOM, Mabes TNI, TMII dan cuma 20 menit dari tol JORR. 
Luas Tanah : 322 m2
Luas Bangunan : +- 340 m2
Status Tanah : Hak Milik
Jumlah Kamar Tidur : 5 kamar terdiri dari 3 kamar besar, 2 kamar kecil.
Jumlah Kamar Mandi : 3 kamar.
Ruangan Lainnya : Musholla, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Dapur, Teras Belakang + Taman, Garasi, Carport, dan Teras Depan Luas (bisa parkir 2 mobil dan bbrp motor)
Harga : Rp 1,5 Miliyar (masih bisa nego sedikit) 

Terima kasih. Wassalamu'alaikum wr wb.

Bagi yang tertarik dan ingin survey, bisa hubungi ana :
Mohamad Suhendra
0878 8466 5548
0813 8008 2389
pin BB : 282426A5

PKS seperti menjadi common enemy media. Apapun yang dilakukan PKS dan menyangkut PKS, media memberitakannya dengan cita rasa negatif.


30 Januari 2013. Sekitar jam 19.30, Presiden PKS Lutfhi Hassan Ishaq menjadi tersangka suap oleh KPK tanpa pernah menjalani pemeriksaan dan hanya berdasarkan pengakuan seseorang. Sudah berubahkah partai ini?

Hingga kini aksi-aksi unjuk rasa yang mereka lakukan tak amburadul. Anak-anak pun masih ikut serta. Ada yang berjalan dan digendong ayah ibunya. Mengulang kata Media Indonesia: Hanya komunitas dengan pemimpin yang memiliki visi dan disiplin sosial yang tinggi yang akan menghasilkan pengikut yang juga taat kepada tata tertib.

PKS memang tak berubah. Tapi media massa yang kini justru berbalik 180 derajat. Hari ini, PKS seperti menjadi common enemy media. Apapun yang dilakukan PKS dan menyangkut PKS, media memberitakannya dengan cita rasa negatif. Tak mudah bagi kita untuk menemukan berita-berita positif tentang PKS di media mainstream, seperti yang pernah ditulis Dahlan Iskan dan Media Indonesia

Media mainstream sudah terjangkit virus jurnalisme su’uzhon. Jurnalisme penuh prasangka; jurnalisme prejudice. PKS adalah partai paling sering terserang virus jurnalisme su’udzon. Apapun yang dilakukan oleh PKS, media berlomba-lomba memberitakannya dengan cita rasa negatif dan sarat prasangka buruk. Dan jika ada peluang sekecil apapun untuk menjatuhkan citra PKS, maka media pun dengan penuh semangat memanfaatkannya.

Pada titik ini, biasanya yang paling media bidik adalah soal dugaan korupsi. Media akan berusaha mengaitkan tokoh-tokoh PKS dengan kasus korupsi. Berbagai cara mereka lakukan dalam pemberitaannya, meski dengan data dan fakta yang sangat minim. Tak jarang, mereka menabrak prinsip-prinsip dasar jurnalistik.

Ingat kasus Rama Pratama yang dihubungkan dengan Dhana Widyatmika, pegawai Ditjen Pajak yang menjadi tersangka korupsi? Rama yang berbisnis dengan Dhana kemudian berusaha diseret-seret untuk masuk ke dalam kasus tersebut. Dan hingga kini, Rama terbukti tak terlibat. Tapi media massa sudah kadung memberitakan secara besar-besaran. Opini pun terbentuk bahwa Rama yang politisi PKS diduga terlibat.

Hal serupa juga dialami oleh Anis Matta yang menjadi wakil ketua DPR dan Tamsil Linrung yang berada di pimpinan Banggar DPR. Keduanya diperiksa sebagai saksi oleh KPK dalam kasus korupsi yang menjerat politisi PAN Wa Ode Nurhayati. Pemeriksaan keduanya menjadi santapan lezat dan momentum tepat untuk memberitakan bahwa PKS juga bisa korupsi. Seperti biasa, setelah diperiksa, sampai detik ini, keterlibatan kedua elit PKS itu tak terbukti sama sekali.

Tapi bagi media, itu tak terlalu penting. Yang paling utama adalah framing (kerangka) opini yang terbentuk akibat dari pemberitaan yang dibuat bahwa PKS korupsi. Bagi media, diperiksanya tokoh PKS atau bahkan hanya disebut namanya saja, sudah menjadi barang mewah. Sebuah kesempatan langka yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk memojokkan PKS. Karena itu, secara gencar harus diberitakan kepada publik. Persoalan kemudian akhirnya tak terbukti korupsi, tak perlu diambil pusing.

Prinsip jurnalisme su’uzhon sangat sederhana: ''Asumsikan tokoh-tokoh PKS adalah pelaku korupsi sampai sudah jelas ternyata pelakunya bukan mereka. Bila belum ada kejelasan, tetaplah berasumsi seperti itu bahwa mereka pelakunya. Dan jika ternyata bukan mereka, tak perlu meminta maaf.''

Dan Rabu malam lalu, saya teramat yakin awak media mainstream melonjak kegirangan ketika secara tiba-tiba KPK menetapkan Luthfi Hassan Ishaq sebagai tersangka. Sekali lagi: tersangka! Tanpa proses pemeriksaan sebelumnya oleh KPK.

Apakah PKS telah terkena getah di dunia yang bergetah? Waktu yang akan membuktikan. KPK atau PKS kah yang benar dan bersih.

Wallahu a’lam Bishshowab.

Islamedia

Tweet Armadodi

Tweet Dpra PKS Kota Baru