![]() |
Political Map di Indonesia via policawave.com (7/2/2013) |
Oleh Achmad Siddik | Headline Kompasiana*
Hiruk pikuk prahara politik nasional menjadi isu utama media di
Indonesia, khususnya media online. Media online memiliki peran sangat
penting bagi penyebaran berita karena bisa melakukan update secara cepat
dan mudah diakses pengguna internet. Prahara politik yang mengguncang
republik ini dimanfaatkan secara maksimal awak media menaikkan jumlah
kunjungan warga pengguna internet mampir dan berbagi berita dari situs
berita online mereka.
Tak hanya portal berita, pengguna media sosial juga berpacu meng-update
konten akunnya. Pengguna media sosial seperti Facebook dan Twitter
secara berulang dan berantai melakukan penyebaran berita hangat terkait
prahara politik secara massif dan cepat. Demikian pula dengan blogger,
dengan cepat mengutip atau sekedar meng-copast berita “panas” dari media
online untuk menaikkan kunjungan ke “lapak” nya.
Prahara politik yang masih hangat di media saat ini masih berkisar pada
dugaan kasus suap kuota daging impor yang menerjang politisi Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq. Kasus ini mengguncang
banyak kalangan dan akhirnya beramai-ramai menngikuti perkembangan. Ada
yang mengikuti perkembangan berita kasus dugaan suap impor daging ini
secara pasif dengan hanya membaca namun ada pula yang sangat aktif
dengan cara share, berkomentar atau memposting analisanya di blog
sosial. Tak terkecuali di Kompasiana, pemberitaan dan opini tentang
dugaan kasus suap ini melejit mendominasi tulisan para pearta warga yang
dikenal dengan Kompasianer. Hampir sepekan ini, sejak penangkapan LHI
oleh KPK, berita yang nangkring di Headline dan Trending Article selalu
dihuni artikel dengan tema LHI, PKS atau impor daging.
Bagaimana konfigurasi data yang tersebar di media sosial terkait
panasnya iklim poltik yang jadi perbincangan khalayak ramai ini? Saya
mencoba menyodorkan beberapa data yang diambil dari situs politicawave.com.
Situs ini cukup lengkap menyajikan statistik pengguna internet yang
memperbincangkant tema politik. Di politicawave, Anda dapat melihat,
sejauh mana unique user (pengguna internet) memperbincangkan sebuah
topik (brand) di media sosial. Di politicawave juga ditampilkan grafik
yang tentang sejauh mana netizen (warga pengguna media sosial)
memanfaatkan isu atau brand untuk melakukan share ke media sosial.
Pengertian istilah-istilah dalam grafik bisa disimak disini.
Sejak ditangkapnya LHI oleh KPK tanggal 30 Januari 2012, trend
perbincangan tentang PKS melonjak tajam di media sosial hingga hampir
menembus 80.000 buzz (jumlah pesan yang disebarkan). Artinya PKS
diperbincangkan di media sosial hampir sebanyak 1500 kali/menit. Ini
hampir mendekati angka survei yang dilakukan oleh Win and Wise Communication yang menemukan bahwa percakapan tentang PKS oleh warga di sosial media mencapai angka 1700 percakapan/menit. (Baca beritanya disini )
![]() |
Trend of Awareness dan Candidate Electability parpol (6/2/2013) |
Dari Grafik yang dipublikasi oleh politicawave tanggal 6/2/2013,
tercatat Trend of Awarenes (TA) terbanyak diduduki oleh PKS kemudian
disusul oleh PD (Partai Demokrat). Angka TA meluncur ke bawah seiring
upaya PKS melalukan upaya perbaikan citranya melalui konsolidasi serta
pergantian pengurus di tingkat pusat dan di DPR RI. Melonjaknya
perbincangan PKS di media sosial juga berimbas pada Sentimen Index (SI)
yang juga meningkat. PKS memiliki SI yang negative lebih besar
dibandingkan PD dan partai lainya.
![]() |
Share of Awareness dan Share of Citizen parpol (6/2/2013) |
Dari Share of Awarenes (SA) dan Share of Citizen (SC), PKS mendominasi
angka tertinggi. Ini sangat wajar mengingat topik pebincangan media tak
henti-hentinya mengangkat kasus LHI dan sosok PKS di media sosial. PKS
dan PD tetap menempati urutan pertama dalam tampilan grafik SA dan SC.
Demikian juga, data Media Trend yang berasal dari FB dan Twitter,
pengiriman pesan tentang PKS menempati jumlah terbesar yang mencapai
sekitar 250.000 Buzz.
![]() |
Media Trend parpol (6/2/2013) |
Nampaknya, angka-angka dari grafik di policawave akan sangat dinamis
menyesuaikan isu perbincangan di media sosial. Buktinya hari ini
(7/2/2013), angka TA, SI dan SC didominasi oleh PD. Naiknya peringakt PD
pada tiga parameter tersebut diduga terkait dengan isu gonjang-ganjing
di internal kepengurusan pusat PD dan pernyataan SBY terkait isu pajak
keluarga istana.
Menariknya lagi, politicawave juga memantau asal media yang “mempromosikan” topik perbincangan yang terkait partai poltik. Simak saja list atau daftar media (blog) yang menjadi active user
dari perbincangan terkait partai politik tertentu beserta jumlah
topiknya. Bahkan di situs ini juga ditampilkan sebaran spasial per
provinsi, parpol mana yang mendominasi perbincangan berdasarkan wilayah
provinsi di Indonesia. Hasilnya, PKS tak pernah keluar dari posisi 3
besar. Partai lain yang cukup besar prosentasenya di beberapa provinsi
yaitu PD dan Golkar, Nasdem dan Gerindra. Penasaran? Silahkan Anda klik
area provinsi yang ada di kotak “Maps” di politicawave.com (Gambar
paling atas). Anda bisa mendapatkan angka prosentase masing-masing
parpol yang menjadi atribut di area propvinsi tersebut yang menunjukkan
seberapa sering mereka menjadi bahan perbincangan.
![]() | |
Active users (Blog) yang mengirimkan pesan parpol (6/2/2013) hmm sepertinya PKS PIYUNGAN cukup mendominasi, dan jadi satu2nya active user dari web partai |
Bagi saya, publikasi di politicawave bisa menjadi salah satu input bagi
parpol untuk merencanakan strategi ke depan, khususnya bagi parpol yang
memang kurang “populer” di media sosial atau sangat populer namun dengan
Sentimen Negative yang masih tinggi. PKS misalnya, yang merajai
pemberitaan di Media Sosial, bisa mengatur strategi untuk memperbaiki
citra, melakukan konsolidasi organisasi dan penguatan kadernya
menghadapi terjangan isu yang negatif di media.
Ya, prahara politik PKS bisa jadi bukti, bagaimana media sosial
mengalami lalu lintas yang ramai oleh perbincangan politik yang membuat
banyak orang bisa terbuka untuk membedah sisi PKS dari seluruh penjuru
angin. Baik pengkritik maupun pendukung PKS di Media Sosial, terlihat
secara massif mengirimkan pesan atau isu melalui media sosial, yang
membuat PKS dan kasusnya menjadi topic terpopuler.
Media sosial saat ini menjadi penyeimbang bagi media massa yang
mendominasi isu pemberitaan yang muncul di mayarakat seperi TV, Koran,
Majalah, Radio dan Tabloid. Media sosial mampu menjadi penyeimbang isu
negatif bagi kelompok atau topik perbincangan yang santer di media
konvensional. Mengutip pernyataan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas
Katolik Atma Jayakarta, Alois A Nugroho yang dimuat di Harian Kompas
hari ini (7/2/2013), di halaman dua, mengungkapkan bahwa untuk
mengimbangi tirani informasi yang muncul menjelang dan selama
pelaksanaan pemilu 2014, masyarakat diminta menggunakan media sosial
sebagai alat penyebaran informasi pembanding.
“Bisa dikatakan informasi di media sosial bisa dipakai untuk mengimbangi
pemberitaan media massa.,” kata Alois. Dia menambahkan, komunikasi
lewat media sosial juga bisa menghimpun gerakan civil society dalam isu
tertentu. “Tapi harus diingat, gerakan melalui media sosial hanya bisa
efektif jika diikuti dengan gerakan offline.” Ungkapnya.
Semua parpol perlu melihat fenomena sosial yang ada di media sosial
untuk berkaca diri dan mengatur strategi, Tak semua kejadian buruk yang
menimpa parpol akan serta merta menjatuhkan parpol itu dalam seketika.
Apakah fenomena Partai Golkar yang diterjang skandal korupsi ketua
umumnya namun bisa menjadi pemenang di pemilu 2004 akan terjadi kembali?
Kita tunggu saja pemilu tahun 2014.[]